Minggu, 26 Oktober 2008

Using Blog for Teaching English

Methods, Advantages, and Challenges of Blog in Teaching English

Being future teachers, we have to study Blog as one of the sophisticated media especially for teaching English. It is needed because we live in globalization in which the development of technology and information is like the contagious disease. Because of that we have to adjust ourselves with this context.

Using Blog as a media for teaching English still faces many obstacles. First, some teachers do not know how to use it in the classroom. Second, some teachers don not know the advantages of using Blog. And the last, there many challenges that we have to encounter.

Using blog in classroom needs another media such as telephone network, computer, hot spot, etc. it also should be supported by the qualified teachers. It is very different if we compare it to other countries such as Brazil, Argentina, and Taiwan. In those countries, using Blog as a teaching media is not strange. They have supporting equipments and many qualified teachers.

If we already know the advantages of using Blog, we will be more aware to apply a Blog in our teaching. Blog can be used for creating variation in teaching method, being representation of a teacher when he/she could not come to the class, creating interesting teaching situation, and so on and so forth. In brazil, Argentina and Taiwan, for example, Blog can be used for language practices, expressing ourselves, recording studets presentation, doing conversation, creating text and voice messaging, taking photograph and sending comment, etc. if they can take the advantages of Blog as fully as possible, we also can get it.

Challenges that we have to encounter in using Blog are limited supporting equipments, high cost, unqualified teacher, the gap of technology development between the city and countryside is very wide so only in few schools Blog can be applied. Because of that, government and all stakeholders should cooperate to encounter these challenges and find out the real solution.

In short, using Blog for teaching English is useful even applying it is still difficult.

Aku Mushku?

Lima menit saja aku lewatkan untuk termenung hari ini. Hari yang belum tentu ku temui lagi. Aku termenung menyepi, menyendiri bukanlah diempat yang sunyi–ditemapat yang tidak ada seorang pun, di gua atau di suatu ruangan yang gelap gulita dan tak ada suara. Seketika aku terbangun dalam menung. kulihat kemaksiatan ada dimana-mana, ku dengar kejahatan melalui berbagai berita, dan lain, dan lain.

Kadang aku bertanya-tanya apakah aku termasuk salah satu aktor pembuat kerusuhan, salah satu dalang pembuat kerusakan, salah satu penebar kedengkian dan kejahatan, atau aku sekedar figuran yang turut menyukseskan semua kelaliman dan kezaliman?

Tiba-tiba saja ku teringat syetan, ya syetan anak cucu buyut Iblis laknatullah. semakin mengingatnya semakin aku benci padanya. Pasti, pasti, pasti dialah biang kerok semua ini. Dia, dialah yang harus bertanggung jawab.

Ternyata pikiran seperti ini tidak hanya terjadi padaku. Ku kira akulah yang pertama. Ternyata, sudah sejak dulu iblis di hina, sudah sejak dulu syaiton atau syetan dijadikan kambing hitam atas kelemahan dan dosa-dosa yang dilakukan manusia.

Kasihan, sungguh kasuhan dia. Iblis itu sudah dilaknat Allah, dikeluarkan dari surga disediakan neraka pula sebagai tempat kembalinya untuk kehidupan yang nyata. Nah, sekarang difitnah lagi oleh manusia. Kawan, kasihanilah Iblis janganlah selalu dia yang kita kambing hitamkan. Janganlah kita selalu mengkambing putihkan diri kita–ada gitu istilah ini.
Ingtalah, iblis, syetan dan kawan-kawannya hanya menggoda, mengiming-imingi, membisikkan jalan yang salah dan dia tidak bisa memaksakan kita menuruti keinginannya. Yang jadi biang kerok adalah kita. Ya kita, kita yang menggembalakan nafsu kita secara liar. Kita yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu sehingga hawa nafsu kita mudah tergoda, mudah diimng-imingi, mudah dibisiki syetan. Padahal kalau nafsu kita menolak, syetan ga ada apa-apanya. Karena itu Rasulullah mengingatkan kepada kita bahwa musuh yang paling kuat dan berbahaya bagi kita adalah hawa nafsu yang tidak terkendali.

Hawa nafsu itu merasuk dalam tubuhku, mengalir dalam setiap sel darahku, karena itu, aku adalah musuhku. Doakan kawan aku bisa mengendalikannya. Amin.

Wallahu A’lam bimurodih

Aku Mushku?

Lima menit saja aku lewatkan untuk termenung hari ini. Hari yang belum tentu ku temui lagi. Aku termenung menyepi, menyendiri bukanlah diempat yang sunyi–ditemapat yang tidak ada seorang pun, di gua atau di suatu ruangan yang gelap gulita dan tak ada suara. Seketika aku terbangun dalam menung. kulihat kemaksiatan ada dimana-mana, ku dengar kejahatan melalui berbagai berita, dan lain, dan lain.

Kadang aku bertanya-tanya apakah aku termasuk salah satu aktor pembuat kerusuhan, salah satu dalang pembuat kerusakan, salah satu penebar kedengkian dan kejahatan, atau aku sekedar figuran yang turut menyukseskan semua kelaliman dan kezaliman?

Tiba-tiba saja ku teringat syetan, ya syetan anak cucu buyut Iblis laknatullah. semakin mengingatnya semakin aku benci padanya. Pasti, pasti, pasti dialah biang kerok semua ini. Dia, dialah yang harus bertanggung jawab.

Ternyata pikiran seperti ini tidak hanya terjadi padaku. Ku kira akulah yang pertama. Ternyata, sudah sejak dulu iblis di hina, sudah sejak dulu syaiton atau syetan dijadikan kambing hitam atas kelemahan dan dosa-dosa yang dilakukan manusia.

Kasihan, sungguh kasuhan dia. Iblis itu sudah dilaknat Allah, dikeluarkan dari surga disediakan neraka pula sebagai tempat kembalinya untuk kehidupan yang nyata. Nah, sekarang difitnah lagi oleh manusia. Kawan, kasihanilah Iblis janganlah selalu dia yang kita kambing hitamkan. Janganlah kita selalu mengkambing putihkan diri kita–ada gitu istilah ini.
Ingtalah, iblis, syetan dan kawan-kawannya hanya menggoda, mengiming-imingi, membisikkan jalan yang salah dan dia tidak bisa memaksakan kita menuruti keinginannya. Yang jadi biang kerok adalah kita. Ya kita, kita yang menggembalakan nafsu kita secara liar. Kita yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu sehingga hawa nafsu kita mudah tergoda, mudah diimng-imingi, mudah dibisiki syetan. Padahal kalau nafsu kita menolak, syetan ga ada apa-apanya. Karena itu Rasulullah mengingatkan kepada kita bahwa musuh yang paling kuat dan berbahaya bagi kita adalah hawa nafsu yang tidak terkendali.

Hawa nafsu itu merasuk dalam tubuhku, mengalir dalam setiap sel darahku, karena itu, aku adalah musuhku. Doakan kawan aku bisa mengendalikannya. Amin.

Wallahu A’lam bimurodih